Kali ini untuk yang ke dua kalinya aku dan kawan-kawan eks Pura Overseas Marketing adakan kumpul-kumpul, kangen-kangenan. Sejak kami masing-masing resign di sekitar 10-15 tahun yang lalu, sudah dua kali kami ngumpul semacam ini. Pertama di Desember 2012? aku agak lupa persisnya. Waktu itu kita ngumpul di Bandungan. Senang sekali bisa berjumpa kawan kerja dulu. Dan mengetahui kita semua masih sehat, tambah lagi senang dan syukurnya.
Dan kali ke duanya beberapa hari lalu, tanggal 19 Desember 2015, kita ulangi lagi kumpul-kumpul dan kangen-kangenan ini. Luar biasa senangnya hatiku, hati kami semua..Seakan waktu akan kita halangi bersama-sama untuk tidak beranjak berlalu. Rasanya masing-masing kami punya magnet yang mendorong untuk ngumpul..ini adalah sosial capital!!! aku tersadar tentang yang sedang berlangsung. Sosial capital adalah modal yang baik untuk berbicara tentang sebuah kelompok swadaya.
Aku lantas berandai-andai, mungkinkan kami segerobolan orang-orang yang berkumpul karena alasan sentimen masa lalu ini untuk kemudian menjadi sebuah kelompok, menjadi kelompok swadaya? yang mana sebenarnya potensi dari masing-masing individu bisa digali dan menyumbang untuk kemaslahatan kita bersama?
Aku jadi teringat tentang konsep kategorisasi kelompok, sudah berkategori seperti apa kelompok ini? Masih lemahkah?, sudah berkembangkah? dan bagaimana kira-kira untuk menuju berkembang? bahkan menuju kelompok yang matang? Mungkinkah pertemanan ini melangkah menuju bentuk kelompok?
Kita
ketahui bahwa kategorisasi kelompok ITU diukur dengan cara mengkuantifikasi
Dari kualitas atau kondisi yang ada at
present. Variabelnya ada beberapa antara lain; pertemuan rutin, ikatan
pemersatu, kegiatan bersama, adanya kepengurusan, iuran/sampai permodalan, administrasi.
Seberapa
baik kelompok kita akan terjawab dari uraian atas situasi dan kondisi hal-hal
tersebut di atas.
Ambil saja range 1 s/d 4 untuk melakukan scoring untuk
masing-masing variable misalnya. Misal ikatan pemersatu kita karena sentiment
masa lalu sesama karyawan yang di pura kudus, kita kasih score 2. Kegiatan
bersama..kita belum ada, score 0, kepengurusan juga score masih 0 karena belum
ada..iuran? Belum ada juga, apalagi administrasinya?..Dan satu variabel yang biasanya menjadi kegiatan mula-mula yaitu pertemuan rutin? ternyata belum ada agenda pertemuan yang rutin sehingga score juga masih 0.
Jadi
ternyata kelompok kita INI masih punya score 2 saja..alhamdulillah dulu!! belum-belum, kita sudah mengantongi score dari variabel ikatan pemersatu. Itu artinya untuk sebuah kelompok yang diharapkan bisa memberdayakan anggotanya
masih banyak hal-hal fundamental yang harus dibangun..
Dari score masing-masing variabel ini kemudian dijumlah, bila scorenya s/d 9 disebutnya masih lemah. bila di atas 9 s/d 18 disebutnya kelompok berkembang dan bila scorenya di atas 18 maka sudah matang. Jadi ternyata kelompokku ini masih lemah..karena baru ada ikatan pemersatu yaitu sentimen masa lalu sesama kawan kerja.
Sepertinya
kita harus mulai Dari HAL yang mudah-mudah dulu..apakah itu? Tentu saja
pertemuan rutin dulu. Lalu bagaimana caranya Wong kita INI terpencar-pencar di
jarak yang berjauhan..lintas kabupaten, lintas propinsi, bahkan overseas!! Lintas
negara!! Hah!! Tapi pertemuan yang rutin terjadwal ITU harus ada untuk
membangun fondasi kelompok swadaya..
Hemh..ada solusi..gimana kalau pertemuan rutin ini kita gelar dengan WA? Tentu saja kita sepakati waktunya..misal sabtu jam 10
SD jam 12 siang. Waktu ITU kita semua on line di Wa siap untuk pertemuan
secara on line. Kita sepakati siapa nanti moderatornya bahkan narasumbernya
sekalian kalo memang Dari kita mampu. Nhah habis jam 12 kita tutup pertemuan
ini. Yg mau aktifitas lainnya monggo..yang mau chat monggo seperti biasa..
Kopi
darat bisa jadi setahun sekali atau dua Kali..tapi pertemuan rutin on line INI
yang frekuensinya banyak..sepertinya perlu dicoba?
Setelah
kita bisa melalui step kumpul on line rutin INI kita akan bisa melihat macam-macam..kita
INI pribadi-pribadi yang tangguh! will be continued...
0 Response to "Kangen-kangenan kawan lama, mungkinkah menuju kelompok swadaya?"
Post a Comment
Silakan tinggalkan komentar atau pesan!
- Dilarang meninggalkan link pada kolom komentar (kecuali diperlukan).
- Dimohon untuk tidak melakukan spam
- Berkomentarlah secara etis
- Mohon maaf apabila kami tidak sempat membalas komentar Anda
- Terimakasih atas komentar Anda yang relevan