Kelompok Simpan Pinjam menjadi Koperasi Simpan Pinjam

Kelompok Simpan Pinjam menjadi Koperasi Simpan Pinjam

Perjalanan kelompok pemanfaat dana bergulir UPK Darmaraja Sumedang menjadi badan hukum koperasi

Tarunajaya – Dengan berbekal ketekunan dan kemauan yang tinggi segala potensi bisa berubah menjadi prestasi. Itulah perjalanan yang dilakoni oleh Koperasi Wanita Rukun Wargi yang berada di Dusun Cileuweung Desa Tarunajaya Kecamatan Darmaraja Sumedang. Organisasi yang saat ini dimotori oleh Ade Sukaesih sebagai ketua, Lia Rahaeni sebagai wakil ketua, Teti Hartati sebagai sekertaris I, Erat Ratnasih sebagai sekertaris II dan Tati Nilawati sebagai bendahara telah melalui perjalanan panjang sebuah organisasi masyarakat sebelum menjadi koperasi seperti sekarang ini.

                                       Struktur organisasi pada saat masih pra koperasi

 Menurut penuturan Ade Sukaesih organisasi ini dulunya bernama Pra Koperasi Rukun Wargi Kelompok Perempuan yang berdiri tahun 1993 dengan jumlah anggota 6 orang peternak bebek. “Dulu Pra Koperasi ini diprakarsai oleh Bapak H. Koestoni (Alm)”, Ade Sukaesih menambahkan. Perkembangan selanjutnya sampai tahun 1994 anggota sudah bertambah menjadi 165 orang tidak hanya peternak bebek saja tapi juga para pedagang kecil. Pasang surut organisasi ini telah melebur dengan dinamika masyarakat Cileuweung, dan setelah 7 tahun berjalan akhirnya di tahun 2000 barulah Ade Sukaesih terpilih sebagai ketua di mana anggotanya pada waktu itu 96 orang yang terdiri dari para pedangang kecil yang sebagian besar perempuan. Menurut informasi dari pengurus lain, sampai saat ini jumlah anggota adalah 127 orang yang semuanya warga dusun Cileuweung. Sementara itu menurut keterangan pengurus juga jumlah rumah tangga di Cileuweung saat ini ada 318. Jadi hampir separoh jumlah rumah tangga dusun menjadi anggota koperasi kami ini.  

Ade Sukaesih – kerudung hitam

Dengan pengelolaan yang baik maka kepercayaan semua pihak akan datang dengan sendirinya. Hal ini sudah dibuktikan para pengurus organisasi ini, mulai dari rasa percaya anggota dalam memupuk simpanan-simpanan, kepercayaan dari program PAKEPUK melalui pinjaman modalnya, kepercayaan dari PPK melalui modal dana pergulirannya, sampai kepercayaan oleh Dinas Koperasi dan UKM dengan modal hibahnya. Tidak hanya itu, dengan pengelolaan yang baik ini telah menggerakkan Dinas koperasi untuk menghantarkan Pra Koperasi ini menjadi berbadan hukum Koperasi. “Dulu kami tidak tahu apa-apa tentang administrasi, tapi atas pengarahan dari dinas koperasi dan bimbingan dari UPK maka kami jadi tahu tentang administrasi dan cara membuat laporan keuangan”, kata Ade Sukaesih.

Pengurus koperasi melayani anggota 

Dalam perkembangannya koperasi wanita ini tidak lepas dari peran UPK Darmaraja yang telah menempatkan dirinya dalam fungsi yang sangat strategis untuk mendorong munculnya lembaga keswadayaan masyarakat ini. Karena mulai tahun 2003 pra koperasi ini sudah menjadi mitra binaan UPK Darmaraja. Selain pinjaman dana bergulir, dorongan yang diberikan UPK kepada Ade Sukaesih cs berupa bimbingan administrasi keuangan dan pengelolaan kegiatan usaha. Demikian menurut penuturan Asep Suhaya sekertaris UPK. Sebagai hasilnya koperasi Rukun Wargi ini telah membukukan Sisa Hasil Usaha sebesar Rp. 8.658.450,- dari kegiatan simpan pinjam selama tahun buku 2007 sebagaimana laporan pertanggung jawaban pengurus di bawah ini: 

Dari laporan keuangan di atas terlihat hutang koperasi ke UPK/PPK hanya Rp. 15.600.000,-, namun koperasi ini mampu menggulirkan dana ke anggotanya sampai Rp. 56.243.850,-. Sumber dana tambahan untuk bisa menggulirkan sebanyak itu tak lain dari simpanan-simpanan, modal donasi dan hasil usaha. Menurut keterangan pengurus kebanyakan pinjaman anggota digunakan untuk usaha-usaha pertanian, warungan dan pedagang keliling.

Sumber data : Laporan pertangung jawaban

pengurus koperasi tahun 2007 

Dari laporan keuangan di atas tampak juga bahwa Dinas Koperasi sangat besar andilnya dalam menambah permodalan koperasi wanita ini berupa modal donasi atau hibah sebesar Rp. 8.000.000,-. Disamping itu yang sangat mengejutkan adalah pernyataan dari para anggota bahwa mereka lebih suka menabung di koperasi ini ketimbang di bank karena bila menabung di bank akan dikenai biaya tapi kalau menabung di koperasi malah mendapat jasa. Hal ini nyata dengan selalu bertambahnya simpanan sukarela setiap saat hingga sampai akhir tahun 2007 jumlahnya sudah mencapai Rp. 12.369.700,-. Masyarakat Cileuweung sudah merasakan manfaat kehadiran koperasi ini di wilayahnya.

Untuk bisa menjalankan usaha sampai seperti ini tak lepas dari aturan main yang ada. Aturan main tersebut adalah:

Aturan pengelolaan pinjaman:

-         Peminjam harus sudah menjadi anggota koperasi minimal 1 bulan

-         Besar pinjaman anggota baru maksimal Rp. 300.000,-

-         Besar pinjaman anggota lama maksimal Rp. 2.000.000,-

-         Jasa pinjaman ke anggota 2% per 10 bulan

-         Pemberian pinjaman dan besar pinjaman diputuskan atas penilaian dan pertimbangan pengurus

Aturan pengelolaan simpanan:

-         Setiap anggota diwajibkan,

-         Menyimpan simpanan pokok Rp. 10.000,-

-         Menyimpan simpanan wajib Rp. 2.000,- per bulan

-         Meningkatkan simpanan sukarela

-         Dana sosial Rp. 500,- per bulan

Tata tertib administrasi dan laporan:

-         Ketua dan pembimbing mengadakan pemeriksaan laporan keuangan minimal 3 bula sekali

-         Melengkapi buku-buku administrasi organisasi dan buku-buku administrasi usaha sesuai petunjuk Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sumedang

-         Melaporkan perkembanan usaha ke Dinas Koperasi di kabupaten minimal 6 bulan sekali

Sampai hari ini kegiatan pengelolaan koperasi ini dilakukan dengan mengambil tempat di Balai Kampung Dusun Cileuweung, Desa Tarunajaya yang merupakan balai yang didirikan atas keswadayaan masyarakat Cileuweung. Dalam dinamika pengelolaannya Ade Sukaesih cs ini tidak telepas dari kendala-kendala dan tantangan yang ada. “Dulu susah sekali mengajak masyarakat sini menjadi anggota karena mereka takut kejadian kaya KUD dulu yang bangkrut, tapi kami tidak henti-hentinya dor to dor setiap saat meyakinkan sampai akhirnya mereka percaya seperti sekarang ini”, kata Ade Sukaesih. Ini terbukti dalam tahun 2007 ini saja ada penambahan anggota baru 6 orang sedangkan anggota berkurang hanya karena meninggal dunia, tidak ada yang mengundurkan diri selama dalam kepengurusannya.

Para anggota dengan usahanya

Dinamika yang terjadi di Cileuweung ini merupakan keberhasilan semua pihak. Mulai dari keberhasilan individu anggota, pengurus, pengawas dan pembina koperasi dalam berorganisasi, keberhasilan masyarakat dusun yang telah menciptakan suasana kondusif, keberhasilan UPK PPK dalam teknik fasilitasi mendorong kemandirian kelembagaan lokal masyarakat dan keperdulian Dinas Koperasi di Kabupaten.

Sebagaimana peuturan dari para pengurus koperasi wanita ini bahwa suatu saat nanti mereka ingin punya gedung sendiri. “Nanti kalau sudah punya uang cukup penginnya sih bangun kantor sendiri jadi kami bisa ngantor gitu”, kata Ade Sukesih.

Pengurus berpose di tempat kegiatannya – Balai Kampung Dusun Cileuweung Desa Tarunajaya

Bukannya tidak mungkin. Dulunya mereka tidak punya apa-apa, sekarang punya modal uang lebih dari 56 juta dan modal kepercayaan masyarakat. Dengan kegigihan dan keuletan cita-cita akan berpihak kepada pemiliknya. dan Semoga suatu saat nanti ada pihak-pihak lain yang mau membantu para pengurus koperasi ini mewujudkan cita-citanya dalam bentuk penambahan modal investasi supaya mereka bisa ngantor. Dan koperasi wanita ini tetap menjadi tempat masyarakat Cileuweung menjalin kerukunan warganya sebagaimana cita-cita luhur yang tersirat dalam namanya.

Baca juga artikel ini: Mendorong tumbuhnya usaha mikro perdesaan

Baca juga artikel ini: RTM Membuat Kerajinan Tangan untuk Kelengkapan Pernikahan

Dituis oleh : Havik Martoyo, SE – Pendamping UPK - Sumajaindra - Jawa Barat

Ditulis : 27 November 2008

Tweet

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.