Satu episode revolusi mental di Kluwut


Potret di bulan Mei 2015
Apa yang terlintas di benak kita bila melihat peristiwa seperti ini? 
satu episode revolusi mental di Kluwut

 Ini adalah peristiwa yang bagiku membekas di hati teramat dalam. Saat aku melakukan monitoring proses dan tahapan PKKPM di Kluwut, salah satu desa penerima program 2015 ini.  Aku yakin siapapun juga bila melihat gambar ini pasti spontan terbayang sebuah kondisi masyarakat yang terbelakang. Yang bisa langsung terlihat adalah keterbelakangan masyarakat dalam hal baca tulis alias buta huruf.


Aku masih ingat waktu itu di akhir bulan Mei 2015 di siang saat terik matahari terasa membakar kulit ini di belantara kampung kumuh desa Kluwut. Ketika itu tahapan program PKKPM-Peningkatan Kesejahteraan Keluarga berbasis Pemberdayaan Masyarakat, di Kluwut sampai pada tahapan pembentukan KPB-Kel Penghidupan Berkelanjutan. Oleh Fasilitator Kecamatan kami dipersilahkan untuk melihat dan mengamati proses sekaligus membantunya dalam hal pembentukan kelompok ini karena memang waktu yang dialokasikan terbatas sementara Rumah Tangga Miskin -RTM yang harus dikelompok-kelompokkan sesuai SLS-Satuan Lingkungan Setempat berjumlah 500 an yang tersebar di desa kluwut ini.

Satu episode revolusi mental di Kluwut

Dan situasi semacam ini akan ditemui di hampir semua KPB di kluwut ini. Setiap KPB selalu saja ada sebagian yang buta huruf seperti ini. Kita akan tercengang karena buta huruf ini tidak hanya ada di mereka yang berusia tua, tapi banyak pula yang berusia muda.

Itu tadi adalah gambaran kondisi social dari sudut rendahnya Sumber Daya Masyarakat pemanfaat program ini.  Dan kondisi semacam aku jumpai di hampir semua kelompok KPB yang perah aku kunjungi di Kluwut. Whauww...!! 


Satu episode revolusi mental di Kluwut

Profile kelompok
1.       Nama     : Muncul Jaya
2.       Alamat  : RT 3/RW 7 Desa Kluwut Kecamatan Bulakamba  
3.       Pengurus:
Ketua : Suniti     Sekertaris : Rumaeni    Bendahara : Raenah
4.       Anggota :  15 orang warga RT 3
Di kelompok ini sepertiga anggotanya masih buta huruf
5.       Kegiatan kelompok:
Pertemuan rutin tiap hari kamis jam 15.00 wib
6.       Iuran/permodalan :
Selama ini telah mengadakan pertemuan kelompok setiap minggu sekali mulai bulan Juni s/d saat ini, sekitar 30 kali pertemuan.
Permodalan yang dibentuk adalah menggalang simpanan. Bentuk simpanan yang ada belum terpola Simpanan Wajib, Sukarela dllnya karena memang pemahaman untuk sedang berproses. Sehingga simpanan yang ada hanya berupa tabungan saja sebesar Rp. 5.000,- per orang per pertemuan. Sehingga modal sendiri yang berhasil dipupuk di kelompok ini sudah cukup banyak. dan ini akan bertambah tiap minggunya.
7.       Kegiatan simpan pinjam :
Dari tabungan/simpanan yang ada ini sudah dimanfaatkan untuk dipinjamkan ke sekitar separoh anggota-anggota yang membutuhkan.

Perkembangan terkini
saat ini anggota kelompok ini yang bernama Bu Sanah sudah berproduksi yaitu membuat kerupuk bawang. Yang mana proses produksi itu dimulai saat adanya dinamika motivasi di kelompok oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat-KPMD. Di mana sebelumnya belum ada kegiatan produksi ini.
dan usulan menu Pengembangan Infrastruktur Ekonomi – PIE dari kelompok ini adalah rumah produksi untuk pengolahan kerupuk. Dengan adanya dukungan dari sarpras ini para anggota akan semakin banyak yang terlibat dalam kegiatan produktif ini yang bermanfaat menjadi sumber penghasilan membantu para suami ibu-ibu ini yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh nelayan.

Revolusi mental di Kelompok Muncul Jaya
Tumbuhnya kesadaran menggalang simpanan untuk memenuhi kebutuhan anggota baik untuk permodalan usaha kecil maupun untuk keperluan pemenuhan hidup sehari-hari. Praktek menyimpan dan meminjam dari modal sendiri adalah nyata. Itu terjadi di saat dana BLM untuk pinjaman modal belum dicairkan. Seakan pertanyaan awal tentang “cairnya duitnya kapan?” sudah terlupakan. Di saat bersamaan pertanyaan itu dijawab dengan pinjaman di kelompok menggunakan simpanan yang dipupuk tiap minggunya.

Tumbuhnya kesadaran untuk berwira usaha membuat kerupuk. Dan upaya berwira usaha ini akan semakin bersemangat dengan adanya usulan pembangunan PIE rumah produksi kerupuk.

Selalu didengung-dengungkannya “anak-anak harus sekolah” disetiap awal pertemuan kelompok karena kalimat itu merupakan salah satu item janji kelompok. Kalimat ini akan selalu diucapkan para anggota kelompok ini termasuk yang saat ini buta huruf. Keyakinan kami, kalaupun mereka saat ini buta huruf, hal ini tidak akan terjadi pada anak-anaknya kelak.

Orang-orang buta huruf itu sekarang mulai tumbuh kepercayaan dirinya; dalam arti ada tempat untuk mereka untuk bersosialisasi dan menerima informasi secara lisan baik dari kader maupun dari anggota lain yang akan bermanfaat untuk mengelola kehidupan rumah tangganya.

Pengembangan kelompok/anggota ke depan
Satu siklus PKKPM ini baru bisa memperkenalkan pola pikir produktif dan pola pikir pengembangan pentagonal asset dari para anggota KPB ini. secara kelembagaan mereka sudah terbentuk dan dipastikan siap menerima penguatan dari siapapun, SKPD-SKPD lintas sector. Seperti Dinas Koperasi untuk pengembangan Simpan Pinjamnya, Dinas UKM maupun Disperindag, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Keluarga Berencana dan pihak manapun yang akan mengintervensi secara positif sembari secara berangsur-angsur kelompok dan anggota kelompok ini belajar berjalan mandiri untuk dirinya sendiri.

Bagiku, rangkaian kegiatan ini revolusi mental satu episode awal. Sementara untuk pengembangan ke depan masih diperlukan episode-episode berikutnya..aku khawatir sejujurnya saja..kalau-kalau sabda alam di negeri ini hanya memberi kesempatan kepada mereka untuk berevolusi mental hanya satu episode..









Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Satu episode revolusi mental di Kluwut"

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar atau pesan!

- Dilarang meninggalkan link pada kolom komentar (kecuali diperlukan).
- Dimohon untuk tidak melakukan spam
- Berkomentarlah secara etis
- Mohon maaf apabila kami tidak sempat membalas komentar Anda
- Terimakasih atas komentar Anda yang relevan