TE’MPE’ KERIPIK BU KAMAL KEDONDONG - WAR BIASA!! SUPER TIPIISS.. SUPER RENYAHHH..!!


Siapa yang tidak kenal makanan te’mpe’? Semua orang di Indonesia pasti mengenalnya. Memakannya dalam bentuk lauk yang beraneka ragam; goreng, kukus, oseng te’mpe’, lodeh te’mpe’, opor te’mpe’, kering te’mpe’, oseng te’mpe’, dll. Atau dimakan dalam bentuk camilan; te’mpe’ keripik, stick te’mpe’, te’mpe’ bacem, dll. Dan bagiku semua itu enak dan gak pernah bosan dari masa kecil dulu sampai saat ini.

tempe keripik renyah dan tipis
Semua masakan dan camilan juga panganan berbahan te’mpe’ sepertinya sudah pernah aku coba dengan berbagai macam cita rasa dan macam olahannya. Tapi untuk yang satu ini ada yang baru bagiku yaitu te’mpe’ keripik dari Bu Kamal Desa Kedondong Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.

Karakter yang menonjol di sini adalah kerenyahannya yang di atas rata-rata te’mpe’ keripik. Sangat renyah! Itu karena faktor ketipisan irisannya. Demikian katanya Pak Kamal yang menjadi designer mesin pemotong te’mpe’ yang menjadi bahan baku dari te’mpe’ keripik ini. Mesin ini mampu mengiris te’mpe’ sampai tingkat ketipisan 1,2 milimeter secara konsisten. Sedangkan untuk keripik yang diproduksi keluarganya saat ini di tingkat ketipisan 1,7 milimeter. Begitu kata Pak Kamal selanjutnya. Ini pikirku; mungkin tingkat ketipisan yang terakhir ini yang bisa tetap menjaga keutuhan irisan sampai proses-proses produksi berikutnya; pada saat pemberian bumbu, penggorengan, packing dan handeling berikutnya.


Ada dibuat dua rasa oleh Bu Kamal; rasa original dan rasa manis pedas. Bagiku yang manis pedas ini yang menarik. Sepertinya kita sedang makan “bukan” te’mpe’...seperti kita sedang makan camilan yang ada di supermarket-supermarket itu yang berasa manis pedas. Sangat renyah dan dominan manis pedasnya. Sangat membuat ketagihan alias te’mpe’ addicted. Hah..

Perjalananku kali ini sangat mengesankan dengan bertemunya perancang mesin pengiris te’mpe’ Pak Kamal maupun industri rumahannya yang membuat te’mpe’ keripik ini. Sangat menginspirasi dan memotivasi ketika kita berada dalam pembicaraan hal ikhwal asal mula munculnya ide pembuatan mesin maupun mengawali wira usaha te’mpe’ keripiknya. Namun aku yakin ini adalah sebuah perjalanan panjang idealisme dan kreativitas. Tapi yang jelas industri ini (mesin pengiris te’mpe’) akan bisa dimanfaatkan untuk masyarakat desa atau UMKM di perdesaan. Karena teknologinya sangat sederhana. Lebih tepatnya teknologi mesin ini telah berhasil menyederhanakan kesulitan dan kerumitan seputar pemotongan te’mpe’ sehingga dihasilkan spesifikasi khusus dengan tingkat ketipisan 1,7 milimeter tersebut dengan sistem pemotongan otomatis (tanpa harus dipegangi te’mpe’nya saat pengirisan). Sehingga dalam pengoperasiannya sangat mudah dijalankan oleh siapapun tanpa harus belajar secara khusus, sangat cocok untuk ibu-ibu rumah tangga untuk berwira usaha di rumah.  


Pemberdayaan masyarakat tidak akan pernah lepas dari langkah pertama yaitu pemberdayaan di keluarga. Dan semua hasil dan tujuan dari proses pemberdayaan masyarakat akan selalu dilihat dari apa yang sudah didapatkan oleh keluarga-keluarga yang ada di lingkup masyarakat tersebut, seperti apa peningkatan penghidupan berkelanjutannya sustainability lifelyhood  (baca: kemampuan berpenghasilan secara berkelanjutan). Bila kemampuan ini ada di keluarga kita, maka kita akan tahan menghadapi kerentanan-kerentanan yang setiap saat bisa terjadi, apakah itu disebabkan dari situasi dan kondisi alam, sosial politik, adanya PHK kepala keluarga dll nya. Siapapun kita pastinya pengin memiliki keluarga yang berpenghidupan berkelanjutan sehingga akan mampu  mewujudkan kesejahteraan keluarga secara maindiri. will be continued ....

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "TE’MPE’ KERIPIK BU KAMAL KEDONDONG - WAR BIASA!! SUPER TIPIISS.. SUPER RENYAHHH..!!"

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar atau pesan!

- Dilarang meninggalkan link pada kolom komentar (kecuali diperlukan).
- Dimohon untuk tidak melakukan spam
- Berkomentarlah secara etis
- Mohon maaf apabila kami tidak sempat membalas komentar Anda
- Terimakasih atas komentar Anda yang relevan